Senin, 26 Desember 2011

My Cerpen. secret Love part.1

BAB I
My name is Raya Ayu Kirana

         
          Nama ku Raya Ayu Kirana, kata mama namaku ini mempunyai arti yang sangat indah ya semoga saja arti dari nama ku ini bisa seindah orangnya. Ya, Raya ayu kirana yang mempunyai arti kecantikan yang terpancar kesekeliling alam semesta. Hobby ku adalah melukis dan menulis puisi,suatu hobby yang terkadang dianggap oleh sebagian orang adalah suatu hobby yang sangat membosankan, tapi tidak bagiku. Karena aku yakin lewat puisi dan lukisan ku inilah aku bisa dikenang oleh banyak orang.
          Berbicara mengenai bagaimana aku bisa dikenang oleh banyak orang,aku jadi bingung. Bingung karena bagaimana suatu hari nanti aku dapat dikenang oleh kedua orang tua ku,bagaimana nantinya aku dapat dikenang oleh sahabat-sahabatku dan yang paling penting bagaimana nantinya aku dapat dikenang oleh orang-orang yang membenci aku.
          Hari ini aku baru saja duduk dibangku kelas 3 SMA, aku bingung akan masuk ke universitas mana aku nantinya. Karena kalau ditinjau dari otak aku bukanlah termasuk siswa yang cerdas. Nilaiku pun pas-pasan bahkan terkadang sangat mengecewakan. Tapi aku yakin, apapun yang terbaik buat aku itulah yang akan Tuhan kasih buat aku.
          “ Raya,udah belum siap-siapnya nak. Kan hari ini hari pertama kamu masuk sekolah nanti telat loch.” Kata mama membuyarkan lamunan Raya
          “ya ma,nie lagi siap-siap bentar lagi selesai.” Teriak Raya dari atas kamarnya.
          Dan tak beberapa lama kemudian Raya turun dari kamarnya menuju ruang makan. Ia terlihat sangat tergesa-gesa,mungkin karena waktu telah menunjukkan pukul 07, dan itu artinya 15 menit lagi bel tanda masuk kelas akan dimulai. Dan berhubung hari ini adalah hari senin, itu artinya kalau tidak cepat-cepat maka ia akan terlambat mengikuti upacara bendera.
          “Ma,Raya berangkat dulu ya.” Katanya sambil mengambil sepotong roti yang terletak diatas meja makannya dan kemudian ia menyalami kedua orang tuanya.
          “ kok buru-buru sayang.” Timbal mamanya karena kaget melihat anak gadisnya yang tergesa-gesa berangkat kesekolah.
          “udah hampir telat ma,raya takut pintu gerbangnya ditutup.” Sahut raya sambil berlari meninggalkan kedua orang tuanya
          Di luar rumahnya Raya sibuk memencet Hpnya seraya menelpon seseorang dan sialnya nomor yang ia hubungi tidak ada seorangpun yang mengangkatnya.
          “ aduh Arya kemana sie,udah tau 15 menit lagi bel masuk berbunyi tapi dia belum datang juga. Awas aja kalau nanti dia datang bakalan aku jitak kepala dia pakai sepatu hak mama yang 15 senti itu.” Gumam Raya kesal karena teman yang ditunggunya belum juga datang.
          Namun tiba-tiba saja suara klakson motor mengagetkan kemarahan Raya,sontak saja Raya menjadi kaget dibuatnya. Dan ketika ia melihat siapa yang datang, ternyata yang datang adalah teman dekatnya yaitu Arya.
          “kamu tu ya,kemana aja sie. Tau nggak sie kalau kita nie hampir telat.” Kata raya pada arya
          “ tenang aja kali tuan putri,kali ini kita nggak bakalan telat. Pokoknya sebelum pintu gerbang itu ditutup kita sudah ada didalamnya. Cepatan naik.” Perintah Arya pada Raya.
          Dan Raya pun naik keatas motor yang dikemudikan oleh Arya. Dengan kecepatan yang sangat tinggi Arya melaju menuju kesekolahnya. Arya adalah sahabat Raya sejak ia duduk di bangku SD. Sejak awal masuk sekolah dasar ia telah dekat dengan Arya.
          Dan hingga sekarang ia dan Arya berteman dekat selain Arya, Raya juga mempunyai teman dekat lainnya yaitu Dion dan Vita. Mereka berempat juga telah berteman sejak sekolah dasar.
          Waktu telah menunjukkan pukul 07.14 itu artinya tinggal satu menit lagi gerbang sekolah akan ditutup,dan tampaklah dari kejauhan motor yang dikemudikan oleh Arya. Dan selang beberapa saat mereka memasuki gerbang sekolah, gerbang sekolah pun ditutup. Hasilnya mereka selamat dari hukuman ibu Husna.
          “Raya........” teriak Vita pada Raya
          Tanpa mengeluarkan sepata katapun Raya menoleh kearah Vita yang sejak tadi menunggunya.
          “Ray,gila ya kamu berdua dengan Arya naik motor kok ngebut amat sie. Si amat aja kalau bawak bejak nggak ngebut-ngebut amat tu.” Seloroh Vita pada Raya pada saat upacara bendera.
          “ kan yang bawa motornya bukan amat mangkanya kita ngebut lagian amat bawak becak si mana bisa ngebut. Kalau dia ngebut yang ada ban becaknya pada copot-copot.” Canda Raya pada Vita
          “ he nie anak di omongi malahan dibuat becandaan. Aku serius Ray,kalau nanti kamu kecelakaan gimana ayo.”
          “kalau aku kecelakaan ya udah, palingan dirumah sakit trus di impus atau nggak dibungkus kayak mumi.”
          “Raya............”teriak Vita yang membuat orang-orang disekelilingnya memperhatikan mereka berdua.
          “Vita bisa diam dikit nggak sie. Entar kena marah guru nie.” Kata Raya pada vita.
          “ya dech aku diam.” Jawab Vita pada Raya
          “ He Vit,ngomong-ngomong amat itu siapa sie? Pacar baru kamu ya? Tanya Raya pada Vita.
          “Enak aja kamu ngomong kayak gitu. Amat itu tukang becak sekaligus merangkap sebagai pacarnya pembantu aku. Lagian kamu ada-ada aja masa  aku pacaran amat tukang becak sie.” Jelas Vita pada Raya.
          “kan sapa tau aja kamu pacaran dengan tukang becak. Lagian hitung-hitung penghematan uang belanja Vit.” Ledek Raya pada sahabatnya itu.
          “itu ma untung di dia rugi di akunya,masa calon putri Indonesia pacaran ma tukang becak sie. Lagian pembantu aku mau dikemanain?’ bela Vita.
          “ oh jadi masalahnya di pembantu kamu ya,gampang kok kita masukkan ke dalam kantok kresek aja udah tu di buang di tong sampah aman kan?” Ledek Raya lagi
          “ Raya.....................” teriak Vita kembali dan kali ini semua mata tertuju pada mereka berdua.
          “kalian berdua bisa diam nggak sie? Kalau kalian terus berteriak seperti itu kita bisa dihukum nie.” Jelas Arya pada mereka berdua
          “ya dech kita diam, apa sie yang nggak untuk tuan Arya tersayang....!” ledek Vita pada Arya

*       

          Raya membenamkan mukanya dibalik kasurnya yang empuk. Ia menerawang  jauh kealam sana. Melamun akan apa yang terjadi dimasa yang akan datang. Hari ini dia telah duduk di kelas XII sekolah menengah atas. Ia teringat akan kenangannya dimasa lalu. Ya kenangan dimana ia pertama kali bertemu dengan ke tiga sahabatnya. Saat itu ia baru saja masuk ke sekolah dasar. Mungkin karena tempat duduk mereka berdekatan sehingga membuat mereka menjadi akrab hingga saat ini.
          Raya mengambil sebuah buku,dan kemudian ia membuka buku itu. Bentuknya semacam buku diary,tapi yang ini bukunya agak sedikit lebar dari buku diary.  Halaman pertama dari buku tersebut ada foto ia dan ketiga sahabatnya. Raya mulai menuliskan sesuatu didalam buku tersebut.
          “ waktu terkadang berjalan sangat cepat dan tak dapat aku hentikan. Begitu juga dengan usia,ia bergerak dengan sangat cepat tanpa bisa kita kendalikan. Apa yang akan aku lakukan dimasa yang akan datang? Dan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang? Aku tak pernah tau akan hal itu.
          Sebuah impian terkadang dipandang seseorang hanya bagaikan buku. Ya buku yang telah dituliskan jalan ceritanya. Tapi bagiku impian adalah sebuah perjuangan. Perjuangan yang harus kita lakukan untuk mencapai titik akhir dari sebuah keberhasilan. Aku telah berjuang hingga saat ini,dan aku tak akan pernah menyerah. Aku tau akan ada banyak rintangan yang akan menghadang aku dikemudian hari,tapi aku yakin sebesar apapun rintangan itu aku akan melaluinya.
          Dan jika pada suatu titik setelah aku berusaha dengan sekuat tenaga tapi tak juga aku dapatkan impian ku itu,maka aku harus menerima kenyataan bahwa sesunggunya bukan impianku yang tak dapat aku capai,hanya saja mungkin itu bukanlah impian yang terbaik yang Tuhan berikan padaku. Dan percayalah akan ada impian yang lain yang suatu hari nanti akan dapat aku capai. Karena sesungguhnya setelah hujan itu reda maka akan turun pelangi yang indah yang akan menghapus air hujan itu. Tak pernah ada yang sia-sia didunia ini karena apa yang telah Tuhan  ciptakan untukku adalah hal yang teramat baik untukku.”
          Kata-kata itulah yang dituliskan Raya pada sebuah buku. Ia menutup kembali bukunya dan mulai larut dalam tidur dan mimpinya.

*       

          Sementara Raya larut dalam tidurnya Arya masih saja sibuk membuka album foto ia dan ketiga sahabatnya. Melihat foto-foto mereka berempat Arya pun tersenyum-senyum sendirian. Dan ketika ia membuka bagian akhir dari album itu,jatuhlah secarik kertas yang ditulis oleh Raya yang sengaja ia sisipkan diantara foto mereka berempat. Dan inilah kata-kata yang tertulis diatas secarik kertas itu.
          “ Album foto ini adalah kumpulan dari serangkai kisah anak manusia. Suatu keberuntungan memilikinya. Lembar-lembar berikutnya adalah bagian yang hidup, bagian yang menjadi awal sebuah kisah, kisah ini tentang kita. Sebuah kisah tentang persahabatan dan mimpi. Dan merajut mimpi tidak ada jalan pintas untuk meraihnya. Begitu juga dengan sahabat sejati tak akan pernah mati.”
          Diletakkannya kembali kertas yang ia temukan didalam album foto tadi dan di letakkannya pula album foto itu diatas mejanya. Dan Arya merebahkan badannya diatas kasur hingga ia terlarut dalam tidurnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar