Senin, 26 Desember 2011

My Cerpen. Secret Love part.3

BAB 3
Mak Comblang Patah Hati


          Sudah enam hari ini Arya dan Dion di Yogyakarta,mereka dijadwalkan seminggu berada disana. Raya berjalan-jalan di taman sekolahnya hari ini ia memaksakan diri untuk masuk sekolah meskipun badannya agak sedikit panas. Dan tiba-tiba saja ia bertemu dengan Bella di taman sekolahnya. Mereka berduapun duduk di taman sekolah dan berbincang-bincang sebentar.
          “Raya,kamu udah lama dekat dengan Arya?” tanya Bella pada Raya.
          “udah dari SD,kenapa emangnya?” Raya balik bertanya
          “oke,aku orangnya nggak suka basa-basi. Aku tau kamu suka pada Arya. Dan sepertinya Arya tidak menyukaimu. Raya,aku menyukai Arya. Jadi aku mohon agar kamu tidak dekat-dekat dengan dia,karena aku tidak suka kamu dekat dengan dia. Kamu tau kayak gimana aku kan? Aku orangnya penuh ambisi dan tak suka kalau apa yang aku mau dihalangi oleh orang lain. Jadi tolong menyingkirlah dari kehidupan Arya.” Kata Bella pada Raya
          “apa aku penghalang utama kamu untuk mendapatkan Arya?” tanya Raya pada Bella
          “ya,karena kamu adalah orang terdekat dia untuk saat ini.”
          “Bella,kalau emang benar Arya menyukai kamu,aku akan pergi dari kehidupan dia karena aku hanya ingin melihat dia bahagia,tapi jika dia tidak mencintai kamu maka aku akan tetap ada disamping dia hingga dia yang minta aku untuk pergi dari kehidupan dia. Apa kamu ngerti? Dan aku rasa sudah tak ada lagi yang mesti kita bicarakan,kalau begitu aku permisi dulu.” Kata Raya sambil pergi meninggalkan Bella yang hanya terdiam terpaku mendengar pernyataan Raya tadi.
          Setelah meninggalkan Bella seorang diri di taman tadi,ia berjalan  menuju kelasnya. Ia merasakan kepalanya agak sedikit pusing. Mungkin karena ia memang sedang kurang enak badan.
          Setibanya dikelas ia duduk dibangkunya,hingga saatnya bel pulang sekolah berbunyi. Raya keluar dari kelasnya menuju parkiran,hari ini ia diperbolehkan membawa mobil karena kebetulan supirnya sedang sakit. Dengan agak sempoyongan ia berjalan keparkiran,namun sebelum ia tiba diparkiran ia bertemu dengan Vita.
          “Raya......”teriak Vita pada Raya
          Tanpa bersuara Raya menoleh kebelakang dan menghentikan langkahnya.
          “Raya,tadi aku lihat kamu ngobrol dengan Bella. Kalian ngomongi apaan sie?” tanya Vita pada Raya.
          “oh itu,nggak ngomongi apa-apa kok. Kita Cuma ngobrol biasa aja.” Jawab Raya sambil memegangi kepalanya yang sedikit pusing.
          “oh Cuma ngobrol biasa aja,aku fikir dia minta kamu untuk menjauhi Arya. He kamu kok pucat banget Ray, kamu sakit ya?” kata Vita lagi
          “nggak kok Cuma sedikit pusing aja.” Kata Raya lagi
          “Cuma pusing kata kamu Ray? Badan kamu panas Ray,aku antar pulang ya?’ kata Vita sambil memegangi kening Raya.
          “nggak usah Vit,aku bawa mobil kok.” Jelas Raya
          “biar aku yang bawa mobil kamu,trus supir aku disuruh pulang aja nanti aku minta jemput dirumah kamu gimana?”
          “nggak usah Vit,aku bisa pulang sendiri kok.”
          “Raya,badan kamun tu panas Ray,kalau ada apa-apa nantinya gimana?”
          “Vita,aku nggak kenapa-kenapa kok. Aku bisa pulang sendiri,percaya ama aku. Pulang sana,kasihan supir kamu nunggunya lama.”
          “benaran kamu bisa pulang sendirian” tanya Vita lagi
          “ya aku bisa pulang sendiri kok.” Kata Raya lagi
          Mendengar pernyataan sahabatnya tadi Vita pun pergi meninggalkan Raya. Dan Raya pun berjalan menuju parkiran,kemudian ia mulai mengendarai mobilnya. Namun,seolah tak percaya pada keadaan Raya, Vita pun mengikutinya dari belakang.
          Hari ini hujan turun sangat deras. Raya memacu mobilnya dengan sangat cepat. Namun tiba-tiba mobil Vita menyerobot mobil Raya dan memotongnya hingga kini mobil Vita telah berada tepat didepan mobil Raya. Setelah mengambil payung,ia turun dari mobilnya. Dan mengetuk kaca mobil Raya,Raya pun keluar dari mobilnya.
          “Apa-apaan sie Ray? Kamu bisa mati tau nggak kalau bawa mobil sengebut ini.” Bentak Vita pada Raya
          “aku Cuma.......” tiba-tiba kalimat Raya terhenti
          “Cuma apa? Sebenarnya apa sie yang kamu bicarakan pada Bella tadi?” tanya Vita pada Raya
          “Vit,Bella menyukai Arya dan dia meminta aku untuk menjauhi Arya.”jelas Raya
          “jadi itu yang dia bilang ke kamu?”
          Raya tak menjawab pertanyaan Vita ia hanya mengangguk saja. Dengan baju Raya yang basah total mereka berpelukan.
          “jangan terlalu difikirkan ya Ray,kita pulang aja ya biar aku antar kamu pulang.” Kata Vita pada Raya
          Raya hanya mengangguk bertanda ia setuju dengan apa yang dikatakan sahabatnya. Vita pun menyuruh supirnya untuk pulang duluan.
          “bapak pulang aja duluan ya,entar kalau mama nanya bilangin aja aku kerumah Raya dulu.” Jelas Vita pada supirnya.
          “ya mbak.’’ Kata supir Vita
          Setelah supir Vita pulang maka Vita dan Raya pun masuk kedalam mobil dan pergi menuju Rumah Raya. Diperjalanan Raya tertidur,mungkin karena kepalanya terlampau pusing. Vita memegang kepala Raya,ia merasakan badan Raya sangat panas.
          Tak beberapa lama kemudian mereka pun tiba dirumah Raya. Setibanya disana Vita pun berteriak.
          “Bi Mina...... tolongin aku dong.” Teriak Vita
          Mendengar teriakan Vita bi mina langsung keluar dari dalam rumah. Dan mereka pun membawa Raya kekamarnya,setelah menggantikan baju Raya yang basah, Raya pun dibaringkan diatas kasurnya dan diselimuti.
          “bi,tolong telpon tante atau om ya.” Perintah Vita pada bi Mina
          “ya mbak.” Kata bi Mina
          Tak beberapa lama kemudian orang tua Raya pun datang.
          “ Vita kenapa Raya bisa kayak gini?” tanya mamanya Raya
          “tante tadi Raya pingsan,dan saya bawa dia pulang.” Jelas Vita pada orang tua Raya. Vita sedikit berbohong karena tak mungkin ya berbicara tentang kejadian sebenarnya.
          “ya udah om telpon dokter dulu ya.” Kata papa Raya pergi meninggalkan mereka semua untuk menelpon dokter.

*       

          Tak beberapa lama kemudian dokter  Zainal yang merupakan dokter  langganan keluarga Raya pun datang. Ia kemudian memeriksa keadaan Raya.
          “Gimana dok keadaan Raya?’ tanya mama Raya pada dokter Zainal.
          “Dia Cuma kecapean dan telat makan jadinya asam lambungnya meningkat dan badannya panas.” Jelas dokter Zainal pada kedua orang tua Raya
          “Raya nggak mesti dirawat dirumah sakit kan dok?” tanya papa Raya pada dokter lagi.
          “Nggak,dia hanya demam biasa. Saya kasih obat penurun panas nanti juga sembuh, Ini resepnya.” Kata dokter Zainal pada papa Raya sambil memberikan secarik kertas yang bertuliskan berbagai macam nama obat.
          “terima kasih ya dok.” Kata papa Raya Lagi
          “ya sama-sama,baiklah saya permisi dulu.” Kata dokter Zainal sambil melangkah pergi meninggalkan rumah Raya.
          Setelah dokter Zainal pergi meninggalkan rumah Raya,kedua orang tua Raya pun pergi kebawah. Mama Raya menyiapkan bubur untuk Raya, sedangkan papanya menebus obat.
          Vita masih saja duduk disebelah Raya,ia memperbaiki selimut Raya yang sedikit berantakan. Tiba-tiba saja Raya mengigau menyebut-nyebut nama Arya. Mendengar apa yang dikatakan Raya,Vita pun mengambil hpnya dan ia mulai memencet tombol-tombol yang ada dihpnya. Vita menghubungi Arya,namun nomor Arya selalu saja sibuk. Akhirnya Vita memutuskan untuk mengirim pesan kepada Arya bahwa Raya sedang sakit. Namun belum sempat pesan itu dikirim Raya terbangun dari tidurnya.
          “Vita..” kata Raya memanggil Vita
          “ya Ray,kenapa?” jawab Raya
          “kamu nelpon siapa? Arya ya? “ tanya Raya pada Vita
          “ya Ray,dia harus tau kalau kamu itu sedang sakit.”
          “Vita,tolong jangan kamu kasih tau Arya kalau aku sedang sakit. Biar dia berkonsentrasi secara penuh terhadap lomba itu.” Jelas Raya
          “ya dech kalau kayak gitu. Ray,apa yang dikatakan Bella kepada kamu tadi jangan kamu fikirkan ya. Dia itu Cuma mau menggertak kamu aja.”
          “ya Vit,kamu tenang aja.” Jawab Raya
          Tak beberapa lama kemudian mama Raya datang dengan membawa semangkok bubur.
          “Ray,makan dulu yuk. Entar baru minum obatnya.” Kata mama Raya pada Raya sambil menyuapi putri semata wayangnya itu.
          “Tante Vita pulang dulu ya,soalnya entar dicariin mama.”kata Vita berpamitan Kepada mama Raya
          “ya,kamu hati-hati ya di jalan. Makasih ya udah mau ngantar Raya pulang.” Kata mama Raya
          “ ya tante sama-sama. Ray,aku pamit pulang dulu ya.” Kata Vita sambil menyalami mama Raya dan kemudian melangkah meninggalkan rumah Raya.

*       

          Hari ini Arya dan Dion dijadwalkan pulang dari Yogyakarta. Dan hari ini juga Raya belum masuk sekolah karena masih kurang enak badan. Arya memacu motornya menuju rumah Raya, hari ini dia berencana memberikan kejutan pada Raya. Ia membawa sekantong makanan sebagai ole-ole untuk Raya. Arya pun memencet bel rumah Raya,dan seperti biasa bi Mina yang membukakan pintu rumah Raya.
          “sore bi Mina,Rayanya ada nggak?” tanya Arya pada bi mina
          “aduh mas,mbak Rayanya lagi pergi ketaman tempat biasanya dia nongkrong. Padahal badannya masih panas.” Jelas bi Mina kepada Arya
          “Raya sakit Bi? Sakit apa?” tanya Arya lagi
          “badannya panas mas,dari kemarin dia sakit hari ini aja dia nggak masuk sekolah.” Terang bi Mina pada Arya
          Mendengar apa yang dikatakan bi Mina Arya pun pergi menuju taman tempat biasa mereka nongkrong. Dan tak lama kemudian Arya pun tiba ditaman itu,benar saja ia melihat Raya sedang duduk di kursi taman itu. Arya berjalan menuju kursi dan kemudian ia duduk di kursi itu.
          “ katanya sakit tapi kok disini sie?” tanya Arya sambil memakaikan jaketnya kebadan Raya
          “kapan pulang?” tanya Raya tanpa ekspresi
          “apa ini sambutan untuk sahabatnya yang baru pulang?”
          Raya tak menjawab pertanyaan Arya,ia hanya terdiam membisu.
          “ kamu masih sakit Ray?” tanya Arya pada Raya sambil memegang kening Raya. Namun Raya menepisnya.
          “Ray,kenapa sie?” tanya Arya lagi
          Raya masih tak menjawab ia hanya menatap Arya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
          “kenapa? Apa aku begitu tampan sehingga kamu melihatnya sebegitu dalam?” ledek  Arya lagi
          Raya masih saja diam,sedetik kemudian ia menagis. Dan Arya pun memeluknya.
          “kenapa? Ada masalah selama aku pergi?” tanya Arya bingung karena Raya tak mau berbicara padanya
          “tidak.” Jawab Raya memecah kesunyian
          “trus kenapa?”
          “aku .......” tiba-tiba saja kalimat Raya terhenti
          “sudah diamlah,lain kali kita akan pergi bersama ya. Oya,aku bawa sesuatu untuk kamu.”
          “apa?” tanya Raya
          “nie buka aja sendiri.”
          Raya pun membuka kado yang dibawa Arya dan ternyata isinya adalah sebuah gelang.
          “kamu suka kadonya? Gelang itu aku beli khusus untuk kamu.” tanya Arya
          Raya tak menjawab ia hanya mengangguk saja. Untuk lomba kali ini Arya mendapatkan juara 2 tingkat nasional untuk lomba kimia. Mereka pun berbincang-bincang ditaman itu. Namun mereka berdua tak sadar bahwa ada sepasang mata yang mengawasi mereka,mata itu adalah mata Dion.

*       

          Hari ini adalah hari senin, Dion berjalan menuju kelasnya. Tiba-tiba Vita memanggilnya.
          “Dion...” teriak Vita
          Dion pun menoleh kearah Vita,dan kemudian menghentikan langkahnya.
          “Dion,gimana soal lomba fisikanya? Aku dengar Arya dapat juara 2, kamu gimana?” tanya Vita pada Dion
          “oh soal lomba itu ya,aku Cuma dapat juara 3.” Jelas Dion pada Vita
          “bagus dong,kamu juara 3 Arya juara 2. Kita mesti merayakannya nie.” Kata Vita gembira
          “boleh juga kamu atur aja kapan acaranya,entar kalau udah pasti kamu hubungi aku ya.” Kata Dion lagi
          “oke,perintah siap dilaksanakan.” Jawab Vita pada Dion
          Ketika mereka bertiga sedang asik mengobrol tiba-tiba datanglah Arman. Arman adalah teman sekelasnya Arya dan Dion,dan ia sudah sejak lama menyukai Vita. Sebenarnya Arman adalah siswa yang bisa dibilang cukup pintar,tapi terkadang gayanya merayu Vita agak sedikit berlebihan mungkin itu jugalah yang membuat Vita menjadi sedikit jengkel.
          “Hai Vita,hari ini kamu terlihat sangat cantik.” Rayu Arman kepada Vita yang tentu saja membuat Vita jengkel
          “oh jadi selama ini aku kelihatan jelek ya?” tanya Vita sedikit marah
          “nggak kok,bukan begitu maksud aku.” Jelas Arman lagi
          “udah dech,kenapa ya tiap ada kamu tensi darah aku jadi naik,kalau kayak gini terus bisa-bisa aku kena darah tinggi udah gitu struk.” Omel Vita pada Arman
          “kalau kamu kena struk nantinya kan ada aku yang bakalan dorong kursi roda kamu.” Timbal Arman lagi
          “oke,kalau kalian masih tetap ingin berkelahi aku pergi dulu ya dan selamat berkelahi. Eh Arman,hati-hati ya Vita kalau udah marah kayak banteng liar.” Ledek Dion sambil pergi meninggalkan mereka berdua.
          “tenang aja Dion,kan pawangnya ada disini.”timbal Arman
          Dion hanya tersenyum-senyum kecil melihat tingkah mereka berdua.
          “pawang...pawang... emangnya kamu fikir aku ular apa pakai pawang segala. Dengar ya Arman Mahendra,sekali lagi kalau kamu dekati aku kamu bakalan terima akibatnya.” Kata Vita sambil menendang kaki Arman dan kemudian pergi meninggalkannya seorang diri.
          “hei,aku nggak takut Cuma dengan tendangan kecil kayak gitu.” Teriak Arman yang mengakibatkan seluruh mata tertuju padanya.
          Dengan perasaan kesal akhirnya Vita masuk kedalam kelasnya. Ia duduk diatas bangkunya sambil ngomel-ngomel karena kesal dengan Arman tadi. Namun tiba-tiba saja ia melihat ada sebuah amplop diatas mejanya. Vita membukanya dan mulai membacanya.
          Setelah membaca surat itu yang ternyata bertuliskan puisi,ia meremasnya dan Vita keluar dari kelasnya menuju suatu tempat. Tampaknya meskipun tak ada nama yang menulis puisi itu tapi Vita tau siapa yang menulisnya.
          Setelah tiba disalah satu kelas,ia kemudian menarik seseorang itu keluar dari kelasnya. Dan setelah itu ia melemparkan kertas itu kearah orang itu.
          “Arman Mahendra. Barusan aku kasih peringatan ke kamu tolong jangan dekati aku lagi tapi belum kering mulut aku ngomong sama kamu eh kamunya mala ngasih hal yang nggak penting kayak gini.” Kata Vita marah pada arman dan kemudian ia pergi meninggalkan Arman
          Melihat tingkah Vita, Arman hanya tersenyum-senyum kecil.
          “Man,Vita emang kayak gitu nggak usah diambil hati ya.” Kata Dion memberikan semangat kepada Arman
          “tapi meskipun begitu,lama-lama dia juga bakalan suka kok sama kamu.” Tambah Arya ikut-ikutan memberi semangat pada Arman
          “tenang aja,pokonya aku  pantang menyerah.” Jawab Arman sambil tersenyum.
          Dan mereka bertiga pun pergi meninggalkan kelas menuju kantin sekolah.

*       

          Untuk merayakan keberhasilan Arya dan Dion mereka hari ini memutuskan untuk pergi kesuatu tempat,kevila milik Vita. Disana mereka juga bakalan main arum jeram.
          “mana sie mereka lama banget,bisa-bisa aku lumutan nie.” Omel Vita
          “sabar Vit,mungkin mereka lagi siap-siap.” Jawab Raya
          Dan tak beberapa lama kemudian mereka pun tiba. Ternyata selain mereka berempat masih ada Arman dan Bella yang ikut liburan itu.
          “Loch kok kecebong anyut ini ikut sie Yon?” tanya Vita sambil menunjuk kearah Arman
          “kenapa emangnya,bukannya seharusnya kamu senang?” tanya Dion
          “idi amit-amit cabang bayi de kalau aku senang dia ikut kita.” Kata Vita
          “he Vit,nggak boleh gitu entar suka benaran Loch.” Ledek Raya
          “jangan sampai dech.” Jawab Vita
          “udah dari pada kita ribut mendingan kita berangkat yuk.” Kata Arya
          “ya udah gini aja,yang cewek ikut mobil Vita sedangkan yang cowok ikut mobil Arya.” Kata Dion
          Setelah semuanya naik kedalam mobil,mereka pun meluncur menuju tempat tujuan. Dan tak lama kemudian mereka tiba juga ditempat tujuan. Setelah sampai disana mereka segera berkemas-kemas memasukkan barang-barang mereka kedalam villa.
          Hari ini mereka berenam akan bermain arum jeram disebuah sungai. Setelah memakai peralatan lengkap dan akhrinya meraka pun mulai menaiki perahu karet.
          “Ray,kamu hati-hati ya. Kan kamu nggak bisa berenang.” Kata Dion pada Raya
          “aman kok kan aku pakai pelampung, lagian disini juga ada Vita yang bakalan nolongi aku kalau ada apa-apa.” Terang Raya
          “ya kok tenang aja aku pasti nolongi kamu kalau ada apa-apa.” Jawab Vita
          Setelah mendapatkan pengarahan dari instrukturnya Mereka pun mulai menjalankan perahu karetnya. Namun tak beberapa lama kemudian,tiba-tiba saja perahu Raya oleng dan Raya pun masuk kedalam sungai. Dan dengan spontan pula Arya terjun menolong Raya dan membawanya ketepi.
          Semua orang menjadi panik melihat kejadian itu.beberapa saat kemuadian Raya sadar dari pingsannya,namun kakinya sedikit keseleo. Raya berusaha bangun namun karena kakinya keseleo ia tak dapat bangun.
          “kenapa Ray?” tanya Dion
          “nggak tau Yon,tapi kayaknya pergelangan kaki aku sakit. Mungkin tadi agak keseleo.” Jelas  Raya
          Mendengar perkataan Raya, tiba-tiba saja Arya menggendong Raya hingga ke villa. Dan sontak saja hal itu membuat kaget yang lainnya. Terutama Dion dan Bella.
          “Lain kali kalau kamu kayak gitu aku pasti akan melakukan hal yang sama kayak apa yang dilakukan oleh Arya barusan.” Bisik Arman pada Vita
          “dan kalau aku sampai kamu gendong kayak gitu aku bakalan tamatkan riwayat kamu.” Kata Vita sambil memukul kepala Arman dan kemudian berlalu pergi meninggalkan teman-temannya yang lain.
          “eh mau kemana Vit,aku ikut.” Teriak Arman sambil berlari mengimbangi langkah Vita
          Dan kini tinggallah Dion dan Bella sendiri di tepi sungai. Namun tiba-tiba Bella melangkah pergi meninggalkan Dion sendiri. Tapi kemudian Dion memanggilnya.
          “kamu cemburu melihat Arya dan Raya?” tanya Dion memecah keheningan
          “kalau ya kenapa? Kamu juga cemburukan?” jawab Bella
          Dion tidak menjawab pertanyaan Bella ia hanya diam membisu. Dan Bella pun berjalan meninggalkan dion seorang diri ditepi sungai.

*       

          Sementara itu, Arya sibuk mengurus Raya. Tukang urut baru saja pulang dari villa itu dan kini keadaan Raya telah sedikit membaik.
          “Arya,terima kasih ya karena kamu udah nolongi aku.” Kata Raya memulai pembicaraan
          “ya sama-sama. Kita kan sahabat,jadi harus saling tolong menolong.”
          “ya kamu benar. Tapi Bella bagaimana?” tanya Raya
          “Bella?” Arya balik bertanya
          “Ya,bukannya kamu suka dengan dia?”
          “oh itu,apa karena aku suka dengan dia jadi aku nggak boleh nolongi kamu?”
          “bukan begitu.”
          “sudahlah tak usah difikirkan,istirahatlah supaya keadaanmu cepat membaik.” Jelas Arya sambil meninggalkan Raya seorang diri di dalam kamar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar